Berita LPPI dan Liputan

Sosialiasi Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi Perusahaan Pembiayaan

24-09-2019
Sosialiasi Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi Perusahaan Pembiayaan

Kebijakan keuangan berkelanjutan terus bergulir. Bila sebelumnya masih menyasar ke industri perbankan, mulai tahun ini kebijakan tersebut harus mulai diterapkan disektor keuangan lainnya, salah satunya adalah perusahaan pembiayaan.

Bila mengacu kpd POJK No.51/POJK.03/2017, perusahaan pembiayaan harus mulai menerapkan kebijakan yg dirilis pada 18 Juli 2017 pada tahun depan. Dengan demikian, pada tahun ini, tepatnya paling lambat 30 November 2019, seluruh perusahaan pembiayaan yg berjumlah 183 buah harus mengirimkan rencana aksi (action plan) yg disebut dengan Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB). Dokumen wajib yg menjadi acuan perusahaan ketika menerapkan kebijakan tersebut pada tahun 2020. 

"RAKB bisa menjadi bagian dari rencana bisnis," kata Edi Setijawan, analis senior keuangan berkelanjutan OJK. 

Menurut Edi, industri tidak perlu menyusun RAKB menjadi dokumen yang terpisah dr rencana bisnis. "Jadi, dengan terbitnya peraturan ini, regulator tidak mempersulit industri, malah mempermudah, dan membuka peluang bisnis baru bagi perusahaan pembiayaan."

Senada dengan hal itu, Mulya E Siregar Direktur LPPI menyebutkan, Sustainable Finance jangan dilihat sekedar menerapkan peraturan saja, tapi di dalamnya memang ada peluang baru. "Isu ini jangan hanya dilihat sebagai peraturan saja, tapi dibaliknya, terbuka peluang bisnis baru," ucapnya pada kegiatan Sosialisasi Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi Perusahaan Pembiayaan pada 24 September 2019. 

Selama ini perusahaan pembiayaan memang lbh  banyak menyasar pasar konservatif, seperti pembiayaan otomotif, malah belakangan pertumbuhan pembiayaan dana tunai (PDT) mendominasi portofolio beberapa perusahaan pembiayaan. 

Padahal terbentang beragam potensi di luar bisnis yg selama ini berjalan. Seperti pembiayaan untuk sektor energi, pariwisata, dan sebagainya. 

Teringat kata-kata bijak sederhana yang masih sering terdengar, dibalik kesempitan terbuka kesempatan, sepertinya tepat untuk menggambarkan penerapan keuangan berkelanjutan ini.
(yr)