Seminar Indonesia Risk Management Outlook 2020
Meningkatnya risiko yang berasal dari makroekonomi global akan membuat tantangan perbankan akan makin berat di tahun depan. Ada yang memandang bahwa tahun depan risiko ekonomi global akan mencapai tahap yang lebih genting dari sebelumnya setelah perekonomian AS diprediksi akan memasuki masa resesi yang tanda-tandanya sudah terlihat mulai tahun ini. Bahkan lembaga pemeringkat Moody’s telah mengeluarkan peringatan bahwat tingkat kemungkinan terjadinya resesi pada ekonomi global dalam 12-18 bulan ke depan 'sangat tinggi'. Mirisnya, pembuat kebijakan mungkin tidak akan mampu untuk mencegah masalah ini.
Kondisi itu menambah permasalahan pada kondisi sektor keuangan global yang masih terus dibayangi gejolak. Misalnya saja pada permasalahan yang masih menyekap Deutsche Bank, raksasa keuangan global, yang sejak 2016 tak kunjung selesai. Deutsche Bank Group yang memiliki komposisi portofolio aset berisiko dari kontrak derivatif yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir, berpotensi memicu kekacauan global jika kondisi keuangannya terus memburuk. Dua hal itu berpotensi muncul bersamaan dengan maraknya praktik digital ekonomi yang terus berlangsung di Indonesia dan mulai menimbulkan ekses negatif. “Meski industri keuangan Tanah Air sejauh ini masih terjaga, namun ancaman gejolak ekonomi global di atas tetap harus dimitigasi secara serius, ” ucap Lando SImatupang.
Kepala Riset Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) itu pun melanjutkan, meski secara makro kondisi ekonomi dalam negeri masih terkendali. pelaku industri tetap harus berjaga-jaga dan masing-masing perusahaan harus meningkatkan kewaspadaannya. Karena ekonomi global yang dikendalikan oleh kebijakan dari Tiongkok maupun negeri Paman Sam akhir-akhir ini selalu menjadi sulit dikalkulasi dan diprediksi. Dengan gambaran singkat di atas itulah Majalah Stabilitas kembali menyelenggarakan Indonesia Risk Management Outlook (IRMO) 2020 dengan mengetengahkan tema : “Strengthening Risk Mitigation amid Global Downturn”
Kegiatan tahunan akan menghadirkan cara pandang baru dalam melihat kondisi bisnis tahun depan melalui peneropongan akan risiko-risiko yang berpotensi muncul pada tahun 2020.
Acara ini dihadiri oleh pembicara yang menghadirkan beragam perspektif dalam melihat berbagai risiko yang berpotensi muncul pada tahun depan. Regulator yang hadir berasal dari Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dari BI diwakili oleh Bapak Doddy Zulverdi, Kepala Departemen International Bank Indonesia. Sebagai keynote speech Doddy akan mengangkat pembahasan: “Ketahanan Makroekonomi Indonesia dalam Menghadapi Ancaman Resesi Global.” Selanjutnya dari regulator pengawasan, OJK diwakili Elyanus Pongsoda (Kepala Otoritas Jasa Keungan Bali dan Nusa Tenggara) yang mengupas tema: “Peluang dan Tantangan Industri Keuangan Tahun 2020.” Kemudian pembicara dari pelaku industri yang hadir Setiyo Wibowo (Senior Vice President Bank Mandiri), Eduard Guntoro Purba (Executive Vice President BCA), Adrian Panggabean (Chief Economist Treasury and Capital Market Bank CIMB Niaga.
Pada sesi kedua menampilkan : Ida Bagus Gede Setia Yasa (Direktur Operasional BPD Bali), Agus Sudiarto (Direktur Manajemen Risiko dan Kepatuhan Bank BRI), Randi Anto (Direktur Utama Perum Jamkrindo), Rico Budidarmo (Direktur Manajemen Risiko Bank BNI)