Online Learning Services - Analisis Kredit Kecil & Menengah PT. Bank Kaltimtara
Bank Dunia menyebutkan bahwa akses kepada usaha kecil perlu ditingkatkan untuk mengurangi ketimpangan sosial dan kemakmuran ekonomi dalam jangka panjang. Banyak negara telah mengakomodasinya berupa regulasi, termasuk Indonesia yang menetapkan agar bank memiliki portofolio kredit untuk ritel dan UKM dalam persentase tertentu. Secara umum, segmen ini cenderung lebih lentur (resilience) dibandingkan dengan segmen lain dalam menghadapi perubahan ekonomi dan cenderung memberikan marjin yang besar.
Namun, dengan marjin yang besar hanya akan dapat dinikmati bila penerapan manajemen risikonya juga sangat kuat. Oleh karena jumlahnya sangat besar, kegagalan satu debitur UKM tentu tidak akan menimbulkan pengaruh signifikan, seperti yang ditimbulkan oleh segmen korporasi. Meskipun demikian, kredit ritel menimbulkan masalah kompleksitas jumlah (numerical complexity) yang diakibatkan oleh jumlah data sangat besar untuk diproses. Kemampuan Bank untuk mengelaborasi, mengelola dan menyimpan data dalam jumlah besar menjadi sangat hakiki dan berada pada sinergi tingkat tinggi dengan unit operasi lainnya, seperti sistem TI. Alasan lain mengapa mengelola risiko kredit segmen ini adalah pengalaman krisis 2008 memiliki implikasi kuat, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Program Analisis Kredit Kecil dan Menengah merupakan program kerjasama LPPI dengan PT. Bank Kaltimtara yang dilaksanakan selama 2 hari melalui metode online learning via google meet. Program membahas secara komprehensif terkait kegiatan kredit kecil dan menengah. Setelah mengikuti pelatihan ini pegawai diharapkan mampu menganalisa kredit/pembiayaan berdasarkan karakteristik nasabah kredit/pembiayaan kecil dan menengah.