Program Seminar Penyertaan Modal Badan Usaha Milik Daerah & Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti Tahun 2022
LPPI kembali menyelenggarakan dalam Program Seminar dengan tema "Penyertaan Modal Badan Usaha Milik Daerah & Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti". Program berlangsung selama 1 hari pada Selasa, 11 Oktober 2022 di Hotel Mulia Senayan, Jakarta.
Program diikuti oleh 2 Kepala Cabang yang berasal dari Bank Sumsel Babel serta 22 peserta yang berasal dari Komisi III DPRD Sumatera Selatan, 2 peserta dari BPKAD Sumatera Selatan, dan 2 orang dari Biro Perekonomian Sumatera Selatan. Selain itu, program juga disiarkan melalui online (live) via zoom meeting dan dihadiri oleh 29 pejabat cabang Bank Sumsel Babel.
Program diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dinyanyikan bersama oleh seluruh Hadirin
- Program dilanjutkan dengan acara penyambutan, dan turut menyambut program ini oleh :
- 1. Bapak Achmad Syamsuddin, Direktur Utama Bank Sumsel Babel
- 2. M. Yansuri, Ketua Komisi III Provinsi Sumatera Selatan
- 3. Bapak H. Afrian Joni, Kepala Bidang Perekonomian Sumatera Selatan selaku Wakil Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Selatan
4. Ibu Retno Wahyuni Wijayanti, Direktur LPPI
Program kemudian terbagi menjadi 3 sesi utama. Sesi pertama diisi oleh Bapak Mulya E. Siregar, Staf Ahli Direksi LPPI dengan tema "Sistem Perbankan Indonesia"
Sesi kedua dilanjutkan oleh Bapak Panca Hadi, Advisor Deputi Komisioner Regional Otoritas Jasa Keuangan dengan tema "Kewajiban Pemenuhan Modal Inti bagi Bank Umum"
Sesi ketiga dilanjutkan oleh Bapak Jerry Marmen, Komisaris Utama Bank KB Bukopin dengan tema "The Basics of Good Corporate Governance in The Perspective of GRC"
Tentang Program
Latar Belakang Ketahanan dan daya saing perbankan nasional sangat dipengaruhi dan memerlukan dukungan struktur perbankan yang kuat sebagai kerangka dasar untuk mendukung perekonomian nasional. Disamping itu, globalisasi dalam sistem keuangan serta pesatnya perkembangan teknologi informasi dan inovasi produk keuangan telah menciptakan sistem keuangan yang sangat kompleks dan dinamis diantara subsektor keuangan serta diantara lembaga jasa keuangan maupun kelompok keuangan yang dapat mendorong peningkatan eksposur risiko sehingga diperlukan peningkatan efisiensi serta efektivitas pengaturan dan pengawasan Bank secara umum maupun terintegrasi. Sejalan dengan high-risk-high-return untuk meningkatkan ukurannya bank harus meningkatkan keuntunggan yang didapatkan dengan cara meningkatkan kompleksitas usahanya. Akan tetapi, disaat yang bersamaan bank juga akan meningkatkan risiko yang akan dihadapi. Oleh karena itu, bank membutuhkan modal sebagai penyerap risiko agar dapat meminimalisir risiko tersebut. Ketika risiko tersebut dapat diminimalisir maka akan dapat menjaga kestabilan bank, sehingga dapat berdampak pada stabilitas sistem keuangan.
Program ini disusun dengan tujuan memberikan awareness dan kompetensi yang memadai kepada para Jajaran Pejabat & Pengurus Bank, Pemangku Kepentingan, dan Pemegang Saham Pengendali (PSP) terkait kewajiban pemenuhan modal inti minimum bank, sebagai bagian dari upaya penguatan struktur, ketahanan, dan daya saing industri perbankan sehingga mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional, sehingga mendorong industri perbankan mencapai level yang lebih efisien menuju skala ekonomi yang lebih tinggi.