Liputan dan Program Pelatihan

Course1

Executive Risk Management Refresher Program - Coping with Complex Digital Society (Oslo - Bergen - Stockholm)

05-11-2019

Industri perbankan dan lembaga keuangan berperan sebagai agen pembangunan yang memiliki sumbangsih besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, jajaran Top Manajemen perusahaan sebagai pimpinan puncak, diharapkan mampu menghadapi tantangan ke depan yang semakin kompetitif. Industri 4.0 yang berbasis Internet Thing (IoT) dengan kemampuan Big Data Utilization telah melahirkan ino vasi teknologi seperti berbagai start-up fintech, peer to peer (P2P) lending dan teknologi komunikasi G5 menghadirkan era financial disruption yang semakin dirasakan oleh kalangan industri keuangan pada umumnya dan industri perbankan pada khususnya. LPPI memandang program di Norwegia dan Swedia ini sangat bermanfaat guna memahami pengkinian inovasi teknologi yang dapat diaplikasikan dalam bidang manajemen risiko. institusi yang dikunjungi menunjukkan tentang kesiapan da tindakan mereka dalam menghadapi banking disruption yang dikemas menjadi suatu peluang bisnis. Salah satunya ialah Norges Bank. Salah satu alasan mengapa menarik untuk mengunjungi Norges Bank dan berdiskusi terkait dengan kunjungan kita kali ini adalah karena Norges Bank melalui Norges Bank Investment Manager, mengelola Sovereign Wealth Fund terbesar di dunia yang menorehkan nilai fantastis pada Desember 2017 yakni lebih dari 1 trilyun USD. SWF yang dinamakan Government Pension Fund Global (GPFG) ini berasal dari explorasi oil dan gas yang dikelola dalam rangka menjaga dan menjamin kesejahteraan masyarakat dengan berbagai macam investasi yang dilakukan seperti perusahaan dalam bentuk saham di lebih dari 9.000 perusahaan di seluruh dunia, dan menjangkau di 73 negara berkaitan dengan value creation dan pertumbuhan ekonomi secara global. Selain itu juga diinvestasikan dalam surat berharga lain, seperti obligasi, baik obligasi negara maupun obligasi perusahaan dan bagian kecil dari investasi di dalam bisnis properti. Saat ini mereka mencoba mengurangi ketergantungan dengan minyak dan gas, dan beranjak kepada sustainability, seperti energi terbarukan. Selain Norges Bank, delegasi juga berkunjung ke DNB (Den Norske Bank). DNB atau DNB ASA adalah grup layanan keuangan terbesar di Norwegia dan salah satu yang terbesar di kawasan Nordik dalam hal kapitalisasi pasar. Bank adalah operator utama di sejumlah industri yang juga memiliki strategi Nordik atau internasional di mana ia menjadi salah satu Shipping Bank terkemuka di dunia dan memiliki posisi kuat di sektor energi, serta industri perikanan dan makanan laut. DNB menawarkan berbagai layanan keuangan, termasuk pinjaman, tabungan, layanan konsultasi, produk asuransi dan pensiun untuk pelanggan ritel dan korporat, yang dapat dijangkau melalui cabang bank mereka, kantor pos dan outlet perbankan, konter kantor pos, yang juga dapat diakses melalui perbankan Internet, layanan seluler, dan kantor internasional untuk memastikan bahwa bank hadir di mana pun pelanggan berada. Disana para Delegasi bertukar pikiran dan mendapatkan perspektif baru dari DNB tentang bagaimana mereka mengelola risiko di era digital ini, mengingat society di Norwegia dan negara-negara Scandinavia lainnya sudah sangat rely on digital. Kunjungan selanjutnya adalah Ericsson, perusahaan telekomunikasi terbesar di Swedia yang sempat sangat populer di Indonesia dengan kehadiran Handphone nya yang kuat, canggih, dan stylish. Ericsson masuk di Indonesia tahun 1907. Meskipun sudah tidak lagi bermain di ranah produk HP, saat ini Ericsson menjadi salah satu perusahaan ICT (Information and Communication Technologies) terbesar di Indonesia sebagai major partner untuk key telco operators di Indonesia (Telkomsel, Indosat and XL Axiata) menghadirkan end to end ICT solutions, serta menjadi supplier Telkom and Telin. Kunjungan ke Ericsson guna mendapatkan pengetahuan dari perusahaan industry telekomunikasi yang tentunya diharapkan dapat menambah pemahaman para peserta tentang dunia digital saat ini.

Baca selengkapnya
Course1

Program Pendidikan Analisis Kredit untuk LJKNB PT. Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo)

04-11-2019

Perusahaan penjaminan kredit sebagai mitra strategis dalam penyaluran kredit perbankan memiliki peranan yang besar untuk mendukung penyaluran kredit perbankan. Untuk itu perusahaan perlu untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia khususnya terkait analisis kredit. Pelatihan analisis kredit perbankan dan lembaga keuangan non bank merupakan suatu pelatihan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam meningkatkan kompetensi karyawan khususnya terkait analisis kredit dan hubungannya dengan kegiatan asuransi. Melalui pelatihan ini, diharapkan perusahaan dapat lebih cepat dalam menganalisis kredit dan kualitas kredit akan semakin baik. Pelatihan analisis kredit perbankan dan lembaga keuangan non bank mencakup jenis kredit perbankan, proses perkreditan di bank dan koperasi, analisis kredit, agunan dan pengikatan agunan, jenis asuran untuk suatu perkreditan, kerjasama asuran dan bank, penanganan dan penyelesaian kredit bermasalah, dan proses pencairan agunan bila fasilitas dicover oleh asuransi.

Baca selengkapnya
Course1

Program Pendidikan Analisis Kredit Korporasi BPR Dana Nusantara Batam

04-11-2019

Para pejabat, staf operasional dan legal officer di Bank Prekreditan Rakyat (BPR) Dana Nusantara dalam menghadapi permasalahan hukum menyebabkan tejadinya risiko hukum. Salah satu bentuk risiko hukum adalah adanya tuntutan atau gugatan dari nasabah. Penanganan nasahah bermasalah, pembuatan gugatan sederhana, pelaporan pidana dan permasalahan lelang agunan merupakan pengetahuan yang wajib diketahui oleh para pejabat, staf operasional dan para legal officer. Pengetahuan dan pemahaman hukum bagi para petugas bank dalam mengamankan maupun dalam melelang aset yang dijadikan sebagai jaminan. Dalam praktek yang terjadi dalam mengahadapi nasabah bermasalah termasuk pengamanan dan melelang aset jaminan. Pengamanan dan lelang aset jaminan akan diawasi oleh pihak bank, salah satu pengamanan aseet akan diberikan pemasangan plang untuk memberitahukan jika objek tersebut akan digunakan sebagai jaminan dan tidak boleh ditempati lagi dan selanjutnya akan dilelang oleh pihak bank. Tentunya aktifitas ini akan banyak benturan dalam hal legalitas dan hukum sehingga dibutuhkan pelatihan aspek legal lanjutan agar aktifitas penyelesaian nasabah dan poses sita termasuk lelang aset jaminan tidak dilakukan dengan melanggar hukum. Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi para peserta yang mengikuti, karena akan dibekali cara dan metode yang praktis oleh para praktisi yang berpangalaman dan diberikan beberapa contoh kasus tentang penanganan nasahah bermasalah, presedur pembuatan gugatan sederhana, pelaporan pidana dan permasalahan lelang agunan. Dengan mengikuti pelatihan ini diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalah hukum di BPR Dana Nusantara.

Baca selengkapnya