Online Learning Services - Pembekalan Sertifikasi Internal Kredit Konsumer PT. Bank BTN (Persero) Tbk.
Kredit adalah asset perbankan yang paling besar dan KYD merupakan Aset produktif yaitu sumber penghasilan utama bank sehingga perlu untuk dikelola dengan baik. Secara garis besar, kredit Bank BTN terbagi atas kredit perumahan dan kredit non perumahan. Didalam kredit non perumahan meliputi kredit konsumer dan kredit komersial. Kinerja Bank BTN pada tahun 2019 menunjukkan adanya penurunan hal ini dikarenakan NPL atau kredit bermasalah yang masih cukup tinggi sebesar 2,96% diakhir tahun 2019. Begitu pula pertumbuhan kredit konsumer mengalami penurunan menjadi – 32.45%. tetapi masih membukukan laba. Oleh sebab itu, untuk kedepannya Bank BTN harus memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit baru. Pertumbuhan kredit Bank BTN terutama dalam kredit konsumer dapat diperbaiki tetapi dengan adanya perkembangan permasalahan lain seperti Virus Corona maka Kinerja Bisnis Bank BTN harus lebih di tingkatkan. Oleh karena itu, Pemahaman yang memadai dan komprehensif diperlukan dalam proses penyaluran kredit konsumer oleh karyawan. Sertifikasi internal dilakukan oleh Bank BTN, merupakan assesment yang dilaksanakan oleh Bank kepada pegawai untuk memastikan kembali pegawai dapat mempertahankan dan meningkatkan kompetensi teknisnya serta hasil assessment dapat digunakan perencanaan program pengembangan pegawai agar terus berkelanjutan sehingga Bank BTN dapat terus meningkatkan kinerjanya dan tetap mencapai tujuan utama dalam perusahaan.
Baca selengkapnyaVirtual Seminar #28 : Peran Infrastruktur ICT Dalam Masa Pandemi
Lembaga Pengembagan Perbankan Indonesia (LPPI) kembali menggelar virtual seminar seri 28 dengan tema “Peran Infrastruktur ICT Dalam Masa Pandemi.” Virtual seminar kali ini menghadirkan Keynote Speech Dr. Ismail M.T, Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informasi; Merza Fachys, Presiden Direktur Smartfren Telecom; Boyke Yurista, Presiden Direktur PT Jalin Pembayaran Nusantara; Julita Indah, Direktur Digital Solutions and Business Development PT Indonesia Comnet Plus.
Baca selengkapnyaOnline Learning Services - Refreshment Manajemen Risiko Batch 4 PT. Bank Mandiri
Banyak kasus kegagalan bank dan lembaga keuangan terjadi karena lemahnya penerapan manajemen risiko. Kegagalan tersebut dapat mengarah kepada risiko sistemik yang dapat mengganggu perekonomian secara keseluruhan. Salah satu cara agar mampu bertahan di atas gelombang perubahan dalam jangka panjang adalah kecukupan modal manusia sesuai dengan bidangnya. “We know accurately only when we know little, with knowledge doubt increase.” Sebuah pernyataan yang terucap dari Johann Wolfgang kiranya mampu menjadi kalimat pembuka yang tepat mengapa refreshment manajemen risiko itu penting. Ketiadaan akhir dari sebuah pengetahuan menggiring setiap individu kepada realita bahwa kekayaan akan ilmu berjalan beriringan dengan kerendahan hati dan perasaan bahwa masih begitu banyak hal di dunia ini yang belum diketahui. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik industri perbankan yang sangat dinamis, sehingga Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan terkait Program Pengkinian Pengetahuan dan Kompetensi di Bidang Manajemen Risiko yang dilaksanakan setiap 2 dan 4 tahun (PBI No. 11/19/2009 tanggal 4 Juni 2009). Peraturan tersebut menjadi isyarat disertai penekanan bahwa risiko yang dihadapi sektor perbankan 2 tahun lalu tentu berbeda dengan risiko yang dihadapi tahun ini. Pemahaman terkait upaya mitigasi dan solusi terhadap risiko perlu terus diperbarui, karena akan sulit untuk mengharapkan risiko yang dihadapi bank mengancam dengan cara yang sama.
Baca selengkapnya